Salib kasih adalah meonumen untuk mengenang dan mengabadikan semua
pengorbanan dan jasa misionasir di tanah batak,khususnya DR.I.L
Nomensen.Salib kasih dibangun pada bulan Oktober 1993 di Dolok Siatas
Barita terletak di kecamatan Siatas Barita arah selatan kampung
Tarutung.Konon tempat ini adalah tempat bermukimnya Sombaon.Sombaon
adalah Roh Alam yang tinggi martabatnya dalam kepercayaan Batak
Kuno.Roh ini sangat ditakuti karena dipercayai dapat menentukan nasih
baik maupaun buruk dari orang-orang yang bermukim di sekitarnya
sehingga pada waktu itu tidak jarang Sombaon atau tempat ini
dipuja-puja dengan memberikan pelean (sesajen) dengan harapan akan
mendapat keberuntungan dan keselamatan.
Dipuncak si atas barita
inilah sekitar tahun 1863 yang lalu,DR.I.L.Nomensen menatap lembah
Silindung yang begitu indah dan luas,dia berdoa HIDUP ATAU MATI,BIARLAH
AKU TINGGAL DI TENGAH-TENGAH BANGSA INI UNTUK MENYEBARKAN FIRMAN DAN
KERAJAANMU
Peristiwa ini mengawali bakal kehidupan baru orang-orang
batak yang belum mengenal kristen untuk meninggalkan animisme.Atas
jasanya,dia disebut sebagai Apostel pertama Orang batak.
Akan tetapi
Puncak siatas barita yang dianggap angker dan menakutkan sudah menjadi
Taman Eden mini yang dikunjungi banyak oran dan setiap orang yang
berkunjung kesana akan memperoleh kedamaian hati dan pikiran.Salib
Kasih dengan ketinggian 31 meter disangga dan ditopang oleh tiga tiang
raksasa sebagai lambang Trinitas.Di bawah Salib tersebut terdapat
sebuah ruangan kecil tempat berdoa dan didepannya terhampar tempat
duduk dengan kapasitas 600 orang serta dilengkapi dengan sebuah mimbar
persis dibelakang mimbar menatap jauh ke hamparan rura silindung.
Lokasi
ini ditata dengan taman rekreasi yang indah dan sejuk.Terdapat juga
arena bermain serta Open stage yang menjadi panggung persembagahan
lagu-lagu rohani.
Pada malam hari nampaklah Salib Kasih dengan cahayanya,melengkapi Tarutung sebagai kota Wisata Rohani yang sejuk.
Dikutip dari buku terbitan Dinas Pariwisata,Seni dan Budaya Tapanuli Utara
Salib
Kasih setinggi kurang lebih 30-an meter yang terletak di Bukit Siatas
Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, kini menjadi salah satu primadona
baru tujuan wisatawan di Sumatera Utara. Lokasi wisata dengan latar
belakang sejarah perkembangan agama Kristen di Sumatera Utara ini
sangat potensial menarik wisatawan mancanegara, terutama wisatawan dari
negara-negara terkait dengan pekabaran Injil di Tanah Batak, seperti
Inggris, Jerman, Belanda, Amerika dan sebagainya. Tinggal bagaimana
pengelola lokasi wisata rohani ini mengemasnya supaya menjadi konsumsi
menarik bagi wisatawan yang datang berkunjung. Seperti diketahui,
hingga saat ini belum ada kegiatan-kegiatan menarik yang dikemas secara
rutin di lokasi wisata ini, kecuali kegiatan kebaktian bersama dan
penyediaan bilik-bilik doa. Padahal kalau dipikir-pikir, jika hanya
untuk sekedar kebaktian bersama atau sekedar berdoa, kenapa harus
jauh-jauh ke Salib Kasih?
.
Jika
ingin mengembangkan lokasi Pariwisata Salib Kasih lebih baik dan
bermasa depan cerah, maka perlu dipikirkan pengadaan kegiatan-kegiatan
rutin terkait dengan latar belakang sejarah keberadaan Salib Kasih itu
sendiri. Kegiatan-kegiatan rutin tersebut dimaksudkan untuk menghindari
rasa jenuh para wisatawan yang datang berkunjung. Pemberdayaan
masyarakat di sekitar lokasi Salib Kasih itupun perlu dipikirkan,
paling tidak sebagai guide atau penyambung lidah sejarah tentang
keberadaan Salib Kasih. Bila perlu, semua warga di sekitar Salib Kasih
harus tahu sejarah keberadaan Salib Kasih atau paling tidak mereka
harus dibekali penyuluhan tentang sejarah perkembangan agama Kristen di
Tanah Batak sebagai cikal bakal terbentuknya Salib Kasih di desa
mereka. Ini juga akan menjadi kegiatan rutin yang tidak harus
mengeluarkan biaya besar bagi pengelola. Soalnya tidak lucu, kalau ada
wisatawan yang bertanya kepada warga setempat tentang Salib Kasih, si
warga tidak tahu memberi jawaban yang dapat memuaskan hati wisatawan.
Paling parah lagi, jika ada warga setempat tentang Ompui, DR.I.L.
Nommensen, sebagai penanam sejarah utama keberadaan Salib Kasih. Hal
ini perlu diantisipasi pengelola, dan jangan sampai menyepelekannya.
Bukankah nilai sejarah akan lebih berarti jika banyak orang yang selalu
mengenang sejarah tersebut? Salib Kasih akan lebih bersinar dan menjadi
kerinduan setiap warga nasrani di seluruh dunia, jika
tokoh di balik sejarahnya menjadi buah bibir yang menarik. Bayangkan
jika ada warga Silindung atau Tarutung, Tapanuli Utara tidak tahu sama
sekali tentang DR.I.L. Nommensen, padahal pertanda sejarahnya berupa
Salib Kasih mungkin setiap hari bertengger di pelupuk mata
http://budipardede03.blogspot.com/2009/08/salib-kasih-tarutung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar