Becak Siantar
berbeda dengan becak-becak lain di Indonesia memiliki kekhasan. Becak
di Jawa umumnya dikayuh oleh manusia sementara becak Siantar ditarik
dengan sepeda motor. Meskipun becak motor alias betor juga ada di
beberapa kota lain, becak motor Siantar tetap memiliki keunggulan. Becak
Siantar lebih unggul karena ditarik motor besar tua bermesin 350 CC
sampai dengan 500 CC diantaranya yang paling banyak digunakan Birmingham
Small Arm (BSA) yaitu jenis sepedamotor buatan Inggris yang awalnya
diciptakan untuk kendaraan perang, disamping motor-motor lainnya yang
juga digunakan seperti Norton, Triumph, BMW, hingga Harley Davidson, juga ada.
Rata-rata usia motor sudah mencapai 60 tahunan. Motor yang saat ini
berjumlah sekitar 400 unit itu ada yang dibuat tahun 1941, 1948, 1952,
dan yang lebih "gres" buatan tahun 1956.
Becak Siantar
sudah dapat dijadikan menjadi salahsatu situs purbakala, karena sesuai
dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 1992, setiap benda peninggalan
sejarah di atas usia 50 tahun dapat dinyatakan cagar budaya dan wajib
dilindungi pemerintah.
Desain Kabin
Berbeda dengan konstruksi kabin becak yang biasanya dibuat dari kayu
dengan rangka besi sedang becak Siantar karena menggunakan motor besar
dan mampu untuk berjalan pada kecepatan tinggi, maka kabin becak Siantar
harus dibuat lebih kokoh. Kabin dibuat dengan menggunakan bahan rangka
logam, bodi logam dan di kombinasi dengan rangka kayu sebagaimana yang
biasa digunakan pada industri karoseri otomotif setengah abad yang lalu
Perawatan
Untuk merawat motor tua seperti yang digunakan di Siantar tidaklah
gampang karena perlu keahlian khusus merawat motor tua, suku cadangnya
sudah tidak diproduksi lagi dan bahkan pabriknya sudah tidak ada lagi
sehingga bila diperlukan dibuat di bengkel las-bubut ataupun dengan
memodifikasi suku cadang motor atau mobil yang bisa dipakai sebagai
substitusi. Menurut Erizal
ada lima bengkel dan dua orang yang dianggap berjasa terus melestarikan
becak siantar.Bengkel Handayani, bengkel milik Syafii Leo, bengkel
Rahayu, bengkel milik Mbah Sari, dan bengkel bubut milik Rohim. Dua
lainnya adalah bengkel khusus dinamo BSA milik Tikno dan bengkel milik
Yadi di daerah Karangsari. "Mereka-mereka ini bisa dibilang bukan lagi
pekerja bengkel, tetapi seniman ukir besi. Bagaimana tidak, BSA sudah
tak lagi memproduksi sparepart motor bikinannya sejak lama. Namun di
tangan orang-orang ini, sepeda motor BSA bisa bertahan di Pematang
Siantar.
http://id.wikibooks.org/wiki/Profil_Becak_di_Indonesia/Becak_Siantar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar